Dulu, saya sangat suka pelajaran sejarah mulai dari ngapalin raja2 kerajaan Kutai, Kudungga-Aswawarman-Mulawarman sampe baca biografi Joseph Bros Tito pas belajar Perang Dunia. Sukaaaa banget! Konyolnya sempet kepikiran pengen bikin mesin waktu gara2 gemes pas Teuku Cik Di Tiro diracun Belanda padahal menang perang beberapa kali. Yakali bikin mesin waktu sama kayak ngerakit tamiya. :P
Ketika udah di bangku kuliah, saya tetep suka baca2 sesuatu yang berbau sejarah, biografi tokoh misalnya. Bedanya, ketika itu saya baca dari sudut pandang lain. Misal, ketika di bangku sekolah, saya belajar banyak pemberontakan mulai dari PRRI/Permesta, juga DI/TII dari buku text, nah ketika di kampus saya baca salah satu biografi yaitu biografi Syafruddin Prawiranegara, salah satu pimpinan pemberontakan PRRI, yang juga pernah jadi Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia sewaktu Agresi Militer II. Saya sampe mikir, kok bisa ya?
Kenapa sampai memberontak?
Dari situ saya mulai mempertanyakan kebenaran sejarah yang sempat saya pelajari. Sejauh yang saya tahu, sejarah hanya diajarkan hanya melalui satu sudut pandang saja. Sudut pandang pemerintah yang sedang berkuasa. Terlepas dari apa yang telah terjadi di masa lalu, mungkin pemaparan sejarah bertujuan untuk menentukan benar-salah, bahwa memberontak kepada pemerintah adalah salah.
Tapi menurut saya bukan itu, sejarah perlu diturunkan secara komprehensif dari semua sudut pandang. Dari situ kita bisa menilai dan mengambil pelajaran.
Kita tidak akan pernah tahu kenapa Sutan Syahrir sampai sempat harus bersembunyi ketika ada desas desus Soekarno memerintahkan sekelompok orang untuk memenjarakannya. Pun kita tidak tau ada apa dibalik konflik Soekarno-Hatta selama masa Demokasi Terpimpin.
Sekarang saya sedang membaca buku karangan Tamim Ansary, Dari Puncak Baghdad, Sejarah Dunia versi Islam. Di buku tersebut diceritakan Islam mulai dari awal mula turunnya wahyu pertama, perkembangan, kejayaan, perpecahan, masa2 terpuruk hingga masa2 kebangkitan. Juga diceritakan pandangan Islam mengenai apa yang berkembang di dunia secara umum.
Saya belum selesai membacanya. Dengan senang hati, saya akan menuliskan reviewnya nanti (utang review saya banyak amat yaaa.. -_____-").
Membaca buku ini berarti benar2 membuka pikiran dan hati kita. Saya sempat gemetar dan merenung sejenak ketika membaca peristiwa Karbala. Berkali2 saya membaca tragedi ini dari berbagai versi, tetap saja memberikan efek yang sama. Dari segala jenis perang dan pertumpahan darah yang terjadi pada masa itu, saya paling tidak tega ketika harus membaca perang saudara.
Kesimpulan yang bisa saya ambil, sejarah diturunkan dengan berbagai macam versi. Kita dapat memilih versi mana yang mau kita percaya. Akan sangat fair ketika kita membaca dari banyak versi, baru kita mengambil sikap. Saya tidak pernah 100 % yakin dengan kebenaran sejarah yang diceritakan oleh pihak ketiga. Tapi sangat bodoh kalo kita tidak bisa mengambil hikmah dari sejarah di masa lalu terlepas dari kebenaran sejarah tersebut.
Yang saya yakin adalah kebenaran yang mutlak datang hanya dari Allah.
Ketika udah di bangku kuliah, saya tetep suka baca2 sesuatu yang berbau sejarah, biografi tokoh misalnya. Bedanya, ketika itu saya baca dari sudut pandang lain. Misal, ketika di bangku sekolah, saya belajar banyak pemberontakan mulai dari PRRI/Permesta, juga DI/TII dari buku text, nah ketika di kampus saya baca salah satu biografi yaitu biografi Syafruddin Prawiranegara, salah satu pimpinan pemberontakan PRRI, yang juga pernah jadi Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia sewaktu Agresi Militer II. Saya sampe mikir, kok bisa ya?
Kenapa sampai memberontak?
Dari situ saya mulai mempertanyakan kebenaran sejarah yang sempat saya pelajari. Sejauh yang saya tahu, sejarah hanya diajarkan hanya melalui satu sudut pandang saja. Sudut pandang pemerintah yang sedang berkuasa. Terlepas dari apa yang telah terjadi di masa lalu, mungkin pemaparan sejarah bertujuan untuk menentukan benar-salah, bahwa memberontak kepada pemerintah adalah salah.
Tapi menurut saya bukan itu, sejarah perlu diturunkan secara komprehensif dari semua sudut pandang. Dari situ kita bisa menilai dan mengambil pelajaran.
Kita tidak akan pernah tahu kenapa Sutan Syahrir sampai sempat harus bersembunyi ketika ada desas desus Soekarno memerintahkan sekelompok orang untuk memenjarakannya. Pun kita tidak tau ada apa dibalik konflik Soekarno-Hatta selama masa Demokasi Terpimpin.
Sekarang saya sedang membaca buku karangan Tamim Ansary, Dari Puncak Baghdad, Sejarah Dunia versi Islam. Di buku tersebut diceritakan Islam mulai dari awal mula turunnya wahyu pertama, perkembangan, kejayaan, perpecahan, masa2 terpuruk hingga masa2 kebangkitan. Juga diceritakan pandangan Islam mengenai apa yang berkembang di dunia secara umum.
Saya belum selesai membacanya. Dengan senang hati, saya akan menuliskan reviewnya nanti (utang review saya banyak amat yaaa.. -_____-").
Membaca buku ini berarti benar2 membuka pikiran dan hati kita. Saya sempat gemetar dan merenung sejenak ketika membaca peristiwa Karbala. Berkali2 saya membaca tragedi ini dari berbagai versi, tetap saja memberikan efek yang sama. Dari segala jenis perang dan pertumpahan darah yang terjadi pada masa itu, saya paling tidak tega ketika harus membaca perang saudara.
Kesimpulan yang bisa saya ambil, sejarah diturunkan dengan berbagai macam versi. Kita dapat memilih versi mana yang mau kita percaya. Akan sangat fair ketika kita membaca dari banyak versi, baru kita mengambil sikap. Saya tidak pernah 100 % yakin dengan kebenaran sejarah yang diceritakan oleh pihak ketiga. Tapi sangat bodoh kalo kita tidak bisa mengambil hikmah dari sejarah di masa lalu terlepas dari kebenaran sejarah tersebut.
Yang saya yakin adalah kebenaran yang mutlak datang hanya dari Allah.
entahlah, tapi aku lagi males ngomen, riz
BalasHapusSyafrudin Prawiranegara, tiap hari di sini hihi
BalasHapuskemarin aku udah baca postingan ini dan tadi mampir ke gramed eh ketemu buku Karbala: Jejak Darah di Senja Asyura. Bahkan cerita Karbala pun ada berbagai versi ya :) tadinya mau beli buku itu, tapi aku ga sanggup bacanya :'(
BalasHapusayooo ditunggu reviewnya :)
.deady
BalasHapuspadahal pasti banyak yang bisa dikomen kan ded? :)
.momon
hhaha.. kantorku djuanda ya kalo gak salah.. :D
.icha
iya,cha.. bab itu juga ak lewatin dulunya. baru kemaren2 aku baca.. :((
tapi kan mau gak mau kita mesti tau
lama ga kesini..
BalasHapussejarah?? tergantung pihak mana yang bercerita dan kepentingan apa di belakangnya..
ditunggu reviewnya.. ;)
waduuh... ga bisa banyak komen, aku ga pandai menghafal sejarah. but i love stories... ;) ditunggu reviewnya aja deh, ky.. kamu aja yang menceritakan kembali. hehe
BalasHapus.khansa
BalasHapusiya silakan mampir lagi.. :)
.naya
sejarah jangan dihafal nay. Masa iya ngapalin tanggal2 sama tokoh.. hhahaha.. cukup tau aja..
Oh please kenapa pada minta review ini.. Agak males2an yaa. *dikeplak*
kalau aku ga terlalu suka baca sejarah yang gaya penulisannya berat dan serius..
BalasHapustapi sering juga sih kalau lagi penasaran sama sesuatu aku gugling sampe ngelontok dapat info..
tapi ya ga sampe menghayati kamu ki..
paling fast reading doang. heheh
aku juga gak semuanya dibaca mel, yang lagi pengen2 aja sih..
HapusSeringnya sih kalo ada film kolosal ato film tentang perang, baru deh ak baca back ground sejarahnya.. :D
saya jg lg baca buku itu sekarang. menarik. bahasanya juga...
BalasHapus