Langsung ke konten utama

Impulsif!

Mungkin impulsif sudah jadi nama tengah saya.
Dulu saya mesti mikir mateng2 dulu kalo mau ngapain ato kemana.
Bahkan di setiap tes kepribadian online saya tergolong orang yang terencana. (hari genee masih ikutan tes kepribadian? --uhuuuk). Eh tapi ada loh tes kepribadian yang emang oke. Contohnya ini nih.. klik di sini
Hahahaa

Mungkin sedemikian hebatnya ya lingkungan dan kebiasaan turut mempengaruhi pola hidup dan mindset saya.
SEjauh ini,yng saya perhatikan,memang belum mengacu ke keputusan2 yang signifikan sih. Baru pada hal2 kecil sehari2 aja.
Padahal dulu cuma sekedar makan apa dan dimana aja dipikirin.. hahahaa
Misal :
Saya udah capek2 masak segala macem tau2 diajakin makan di luar. Nolak? Itu temen2 saya bisa mutung2 gak jelas. (saya tipe yang susah ngomong "tidak"). Jadi kalo mau masak saya nanyain dulu ke temen2-saya-yang-berpotensi-ngajak pada mau main keluar apa gak. Endingnya malah temen2 saya itu nagihin masakan saya. *sigh

Nah bisa disimpulin kan kalo saya itu sering banget diribetin sama hal2 yang sebenarnya simpel.Kadangan ngerasa puas kalo segala sesuatu berjalan seperti apa yang direncanakan bahkan sampe hal2 yang kecil. Cuma seringnya capek ati capek pikiran..

Sekarang?
Ketika dihadapkan pada suatu pilihan saya cenderung :
  1. Mikir sekian detik konsekuensinya, trus langsung dihajar/ditolak.
  2. Gak mikir konsekuensi logis jangka panjang, saya baru akan mikir ketika konsekuensi itu benar2 riil terjadi.
Contoh kecil:
"Ki, ke Bali yok rame2.."
"yok.."
"mau kapan kira2?"
"gak tau"
"lah, akomodasi dll?
"err gak tau juga. nginep di temen kita ato di kakak tingkat aja di sana ntar.."
"udah bilang?"
"belom"
"@#$%%^&%"
Tapi saya bener2 serius kepengen ke Bali. Entah kapan dan gimana caranya nanti.

atau obrolan sama roommate saya akhir2 ini.
"Ki, pengen beli kompor."
"iya sama. yok beli."
and we had ended up buying this gas stove.

it makes me wonder if it would bring positive effect. is it?

Menurut saya, ketika kita menjadi dewasa, kita akan dihadapkan pada buanyak sekali pilihan. Impulsif hanya salah satu cara membuat keputusan itu. Yang penting adalah bagaimana menghadapi konsekuensi atas pilihan itu kan.
Semakin banyak dihadapkan pada pilihan semakin kita dituntut buat berpikir cepat. Ya gak sih?

Komentar

  1. Hohoho ki, aku kebalikannya nih
    dulu saya orang yang super impulsif...
    pernah chatting tengah malem, besoknya diajakin maen ke kota tua, langsung iya.. tanpa ngecek dulu kalau ternyata hari senin museum di jakarta itu libu -.-"

    sekarang, mau maen keluar mesti mikir dulu rutenya, habis dari pasar-atm-supermarket-dst
    mau ngapa2in mesti terencana, ngerencanain pulang kampung aja yang masih tahun depan udah tersusun rapi rencana hari 1 ke mana, hari 2 maen sama sapa. dst.

    entah apa pemicu perubahannya -.-a

    BalasHapus
  2. .amela
    errr... impulsif sama ceroboh kayaknya kok mirip ya mel.. hhahahaa.
    kalo pulkam ya tetep mesti terencana.. biar kualitatif pulangnya..
    :D

    .deady
    haissssh! bisa dong ya..
    eh mana postingan baruuu??

    BalasHapus
  3. wah itu saya banget ki, baru semalam kan ada sosialisasi **** di hotel di mataram deket mall. habis absen langsung diajakin cabut ke mall, saya langsung ayok. tanpa mikir konsekuensinya kwkwkwkwk, jadilah saya ikut ke mataram tapi ga ikut sosialisasi. hehehe..
    tapi bersikap spontan itu menyenangkan hehehe

    BalasHapus
  4. .chachu
    Huahaha... Parah banget mah kalo itu chu.. Main kabur aja. -____-"
    Perasaan amazing abiis impulsif itu yg keren.. Semacem terpikir , "astagaa,apa yg telah aku lakukaaan??"
    *lebay

    BalasHapus
  5. pas baca jd iseng utk ikutan buka link-nya deh
    hehehe

    BalasHapus
  6. males posting, males ngetwit, riz...

    BalasHapus
  7. .dan
    hhahaa.. itu lumayan akurat kok

    .langit
    ayo!! :) itu yg ke bali rencananya mau dijadiin satu sama ke lombok. sekalian gituu

    .deady
    masa2 stagnan itu emang malesin ya.. semoga cepet sembuh.. *loh

    BalasHapus
  8. kalo saya tanya : brey, nikah yu?
    apa bakal dijawab dengan jawaban yang impulsif? hahaha...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Absurdity as Its Finest

Source : Islamic Thinking (dipost di path saya juga) Akhir-akhir ini saya sedang mellow. You know, when everything seems pretty hard yet you don't have anyone to rely on. *dari kalimatnya aja dah melow2 gini*. Pernah sih pada suatu ketika saya mikir berat juga ya. Meanwhile saya bukanlah tipe yang curhat mengenai masalah-masalah. I will tell the world in most cryptic way yet i need to be understood. So stupid right? *Giiiiiiiirrlll*. Ketika saya mikir kok gini amat ya saya. Trus saya mikir lagi, that is just the way i am, i just need to compromise a little. Gitu aja terus sampe Messi pindah ke Madrid (amit-amit, ketok meja kayu 3x). Tulisan ini saya bikin untuk pengingat saya di masa depan. It’s okay to feel pathetic so this moment needs to be archived for future purpose. Yep, this is one of those moments. When you feel like you are on the lowest point (yet?). Still, no need to be worry. You can't go any lower, right? I perfectly aware that someday in the future i

Disclaimer #2

Saya suka ketika hari hujan, saya sedang di balik selimut Mendengarkan musik bagus, membaca buku Menyeduh cappuccino instant Atau menonton serial favorit, dorama Ketika hari hujan, saya pun suka bermain2 di luar Berteduh dr satu tempat ke tempat lain Melihat banyak hal dan pulang dengan membawa penat luar biasa Tapi yang paling saya suka dari hujan Adalah karena hujan selalu membuat saya teringat Bagaimana kamu peduli, apakah saya kena flu atau tidak Dulu.

Know Yourself Better!

Do you think you know yourself? Inside out? Don't be so sure.. *smirk For a moment I think I have known myself but it keep surprising me nowadays. I merely thought it is the real me?? I'm kolerist-sanguinist  which more dominant in kolerist. And i'm proud being that. Hahaha Please note, don't ever make kolerist one being mad. You will have no idea what you should do to make it up. They might act cool as if nothing happen but deep down inside you know there is something wrong about it and you don't know how to bring up the case without any burden. HAH! or if you still keep insisting by asking,"What's wrong with you? Are you mad? You never acted strange like this before!" esp in high tone, just wait, in no time kolerist will lose their temper in most sarcasm way. They will also explain your blunder step by step technically, logically and cynically.. But they will always forgive you. So, what're you gonna do? :D