Langsung ke konten utama

What Do You Think?

Feminism is a collection of movements aimed at defining, establishing, and defending equal political, economic, and social rights for women. --wikipedia
Kalo dilihat dari pengertian di atas, paham feminisme berkembang karena dulunya kedudukan kaum perempuan sangat tidak dihormati. Renaissance di Prancis tidak hanya membuka paham baru mengenai filsafat dan paham pemerintahan demokratis namun juga membuka pandangan baru mengenai social rights bagi kaum perempuan.
Kemudian,di Indonesia dikenal dengan munculnya pergerakan wanita dimulai dari Era Kartini disusul dengan Dewi Sartika.
Thanks to them, saya bisa bebas bersekolah setinggi yang saya mampu.

Saya masih ingat, ada seorang teman yang menganggap saya termasuk sebagai feminist. Melongo dan kaget. Kok bisa?? Mikir lagi, emang saya udah ngelakuin apa aja?? --thinkhard
Sejujurnya saya agak miris loh, ketika banyak perempuan cerdas yang lupa kewajiban mereka sesungguhnya. Mereka yang memandang enteng profesi Ibu Rumah Tangga saja. Mereka yang berpikir bahwa wanita dengan karier setinggi langit adalah sesuatu yang hebat.
For everything i'd been through, saya sampai pd kesimpulan bahwa menjadi full time housewife itu suatu pencapaian yang keren.
Saya menjadikan ibu saya sebagai role model. Sering loh saya mikir, emang gak bosen ya tiap hari ngurus rumaaaah mulu.
Tapi waktu saya tanya itu ke ibu saya, dia jawab,"Enggak. Gimana bisa bosen, punya anak tiga yang sifatnya beda2 dan mesti diperhatiin satu2." ---huaaaaa,pengen pulaaaaaang!!
Nah, ketika perasaan kepengen pulang itu muncul. Saya mikir gini, keren banget ya seorang Ibu yang bisa bikin anaknya-yang-suka-main-gak-bisa-diem ini kepengen pulang. Berarti housewife kayak gitu tuh yang kereeen.
Tentang bagaimana dia membuat kami tetap ngerasa kalo rumah adalah tempat nyaman untuk kembali pulang.
--mewek
Birokrasi tempat saya bekerja pada akhirnya akan membuat para wanita mengambil keputusan, karier atau rumah tangga. Seems unfair? I guess not. Ini menjadi pengingat buat kita, sebenarnya kewajiban utama kita itu apa? Sebelum saat itu tiba, saya bisa aja jumpalitan kesana kemari mengeksplor apapun sebanyak yang saya mampu dan mau. Tapi ketika nanti saya dihadapkan pada dua pilihan itu, saya sudah yakin mana yang nantinya saya ambil.

Behind every great man there is always great woman. And I would be honored to be that woman who always support him no matter what. :)

Komentar

  1. aaaah :')

    Many years ago, i've ever thought that it's unfair :) pada satu titik dimana apa yang sudah kita perjuangkan tercapai, dan pada titik setelah itu - karena kita perempuan - harus melepasnya :)

    tapi seperti katamu sekarang, menjadi wanita - entah yang tetap berkarier, istri dari pria yang dicintai, atau menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya - itu pencapaian dan posisi yang sangat indah :')

    aaah nice post :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhihi.. Iya cha, aku juga dulu smpet kepikiran kayak gitu..
      Cuma akhirnya ak mikir, menjadi ibu rumah tangga dimana keluarganya tumbuh dgn baik itu pencapaian yg luar biasa.
      When i have achieved that point someday,i could not ask for more to be happy... :)

      Hapus
  2. Arrgggh, i've been thinking about this... Hihi..

    Dan menurutku.. menjadi istri yang bisa menghebatkan suami dan ibu yang bisa melahirkan generasi hebat adalah pencapaian terhebat dari seorang wanita.. :)

    Semoga kita bisa menjadi wanita seperti itu kyong, aamiin ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahh monce, kita kan pernah ngomongin ini kapan itu.. :P

      Aamiiiin. :)

      Hapus
    2. Eh pernah ya kyong? Lupaaaa hihi...

      Hapus
  3. iya ki, sempet ngerasa nggak rela ya kita yang udah sekolah tinggi2 dan memperjuangkan karier ujung2nya bakal disuruh milih kayak gitu. kalo udah gini jadi males kerja kantoran, mendingan jadi housewife yang bunya home industry hahahaha *ngarep.com*

    BalasHapus
  4. yahhh, udah ngepost komen kok ilang yah?
    pokoknya intinya saya juga ngerasa gitu, agak2 sebel gimanaaaa gitu.
    di satu sisi saya pengen jadi housewife yang keren banget, mengabdikan diri untuk keluarga, tapi di sisi lain juga pengen membuktikan diri kalau saya juga bisa mencapai prestasi tinggi, misalnya jadi bos, jadi pejabat, gitu. rasanya agak eman2 kalau perjuangan selama ini jadi percuma.

    tapi sampai disitu aja, kalo menurut saya sih, bakalan worth it lah seandainya kita mengabdikan diri untuk keluarga sama kebahagiaan yang kita dapat nantinya, insyaAllah..

    jadi menurut saya, enakan jadi housewife yang punya usaha sendiri di rumah hehehe
    *ngarep.com*

    BalasHapus
    Balasan
    1. komenmu nyampe kok chu.. hihiii..
      iya ngerti kok.. cewek2 yang gak sekedar "nerimo ing pandum" pasti juga bakal mikir kek gitu..
      Cuma pada suatu saat kita bakal sadar sebnernya apa sih prioritas utama kita.
      Gak sia2lah perjuangan jumpalitan sekolah tinggi2. Kalo ibu rumah tangganya gak pinter gimana keluarganya ntar..
      *ini jadi kek blog konseling gitu ya*

      Hapus
  5. Sejujurnya saya agak miris loh, ketika banyak perempuan cerdas yang lupa kewajiban mereka sesungguhnya. Mereka yang memandang enteng profesi Ibu Rumah Tangga saja. Mereka yang berpikir bahwa wanita dengan karier setinggi langit adalah sesuatu yang hebat.
    For everything i'd been through, saya sampai pd kesimpulan bahwa menjadi full time housewife itu suatu pencapaian yang keren.
    Saya menjadikan ibu saya sebagai role model. Sering loh saya mikir, emang gak bosen ya tiap hari ngurus rumaaaah mulu.
    Tapi waktu saya tanya itu ke ibu saya, dia jawab,"Enggak. Gimana bisa bosen, punya anak tiga yang sifatnya beda2 dan mesti diperhatiin satu2." ---huaaaaa,pengen pulaaaaaang!!

    benar sekali, riz. Wanita mukminah memang tempatnya di rumah...

    BalasHapus
  6. follow blog aku yah,,,
    jejak-sang-pemenang.blogspot.com

    thanks... :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Absurdity as Its Finest

Source : Islamic Thinking (dipost di path saya juga) Akhir-akhir ini saya sedang mellow. You know, when everything seems pretty hard yet you don't have anyone to rely on. *dari kalimatnya aja dah melow2 gini*. Pernah sih pada suatu ketika saya mikir berat juga ya. Meanwhile saya bukanlah tipe yang curhat mengenai masalah-masalah. I will tell the world in most cryptic way yet i need to be understood. So stupid right? *Giiiiiiiirrlll*. Ketika saya mikir kok gini amat ya saya. Trus saya mikir lagi, that is just the way i am, i just need to compromise a little. Gitu aja terus sampe Messi pindah ke Madrid (amit-amit, ketok meja kayu 3x). Tulisan ini saya bikin untuk pengingat saya di masa depan. It’s okay to feel pathetic so this moment needs to be archived for future purpose. Yep, this is one of those moments. When you feel like you are on the lowest point (yet?). Still, no need to be worry. You can't go any lower, right? I perfectly aware that someday in the future i

Disclaimer #2

Saya suka ketika hari hujan, saya sedang di balik selimut Mendengarkan musik bagus, membaca buku Menyeduh cappuccino instant Atau menonton serial favorit, dorama Ketika hari hujan, saya pun suka bermain2 di luar Berteduh dr satu tempat ke tempat lain Melihat banyak hal dan pulang dengan membawa penat luar biasa Tapi yang paling saya suka dari hujan Adalah karena hujan selalu membuat saya teringat Bagaimana kamu peduli, apakah saya kena flu atau tidak Dulu.

Know Yourself Better!

Do you think you know yourself? Inside out? Don't be so sure.. *smirk For a moment I think I have known myself but it keep surprising me nowadays. I merely thought it is the real me?? I'm kolerist-sanguinist  which more dominant in kolerist. And i'm proud being that. Hahaha Please note, don't ever make kolerist one being mad. You will have no idea what you should do to make it up. They might act cool as if nothing happen but deep down inside you know there is something wrong about it and you don't know how to bring up the case without any burden. HAH! or if you still keep insisting by asking,"What's wrong with you? Are you mad? You never acted strange like this before!" esp in high tone, just wait, in no time kolerist will lose their temper in most sarcasm way. They will also explain your blunder step by step technically, logically and cynically.. But they will always forgive you. So, what're you gonna do? :D