Langsung ke konten utama

Going to Extra Miles


There are too many things that i want to reach. You know, when your mind still in idealistic mode, you keep thinking something big like world peace, making world for a better living etc.. Hahahahaa.. No, i'm just kidding. But, as i remember, when i was in elementary school, I really wanted to become Minister of Social, simply because i felt really pity when i see a lot of homeless people.
I mean for us, as human being, we want to reach personal achievement, something that we can
hold onto, something great and something can used to boost self esteem perhaps. (FYI : It's on the 2nd top of Maslow hierarchy of needs)
But as time goes by we become more realistic. We do a lot of compromise about everything in life to ourself.

Here, i don't wanna talk about passion per se. I've read too many post about passion written by my friends and I definitely agree with most of them regarding same conditions with me. In short, I'm really envious with all of you who still keep idealistically pursue your own passion.
I'm still pursue mine with many consideration after all.

I love reading, which leading me to love writting. However, it seems that I do that by pleasure. It such a glimpse when i imagine i have my personal homepage which contains everything not only as my own journal but also such kind of useful information.
I do love socializing with people, since i often got a position as PR in college. I find myself enjoying connecting some people for certain reason.
I am also devoted to learn many languages as I can. Connecting with so many people is a way easier when we know much their language,yes?

I feel sorry for myself finding my affections toward that things above was kind of late. Studying International Public Relations would be the best fit for that, right? But, it seems really impossible for now. 
By any means, I'm still grateful knowing what I really love. My personal achievement is integrating those within one big goal. I don't know how to do so or what I'm gonna be, still. Thus, i don't take big step regarding of that. I take step little by little. For example i push myself to write everything in everyday (it is big fail bdw, *hikshiks), enjoying light chit-chating with foreigners, which was really fun because most of them are so friendly, just to keep my vocab not being falling off and so on.
For now, I feel blessed that I'm still motivated to learn everything more.
So,considering of that, I think it is still far from going extra miles to pursue our dreams. I just take little step indeed.
Afterwards, going extra miles is kind of bullshit without taking its first step, right? And first step is the hardest part for me.

ps : I post this on my FB notes too regarding of writing challenge with my friends. :))

Komentar

  1. the first step is to become Bendum expert..

    BalasHapus
  2. nice post ;)

    Life is a choice and it is what we think of it and thus it should be. And there are many roads to Rome, so we will never stop digging to China ;)

    Keep spirited and keep inspiring;)

    BalasHapus
  3. mak cik, daku pengemar diam-diam tulisan mak cik. untuk yang ini apa ada terjemahan bebasnya, gitu? daku suka banged baca tulisan mak cik yang gaul, gitu. lucu...

    wasalam,

    heningwahyudi

    BalasHapus
  4. Assalamulaikum, mak cik......

    Mana tulisan nya?

    Sudah 1 bulan, nih. :(

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejauh Apa Kamu Percaya Sejarah?

Dulu, saya sangat suka pelajaran sejarah mulai dari ngapalin raja2 kerajaan Kutai, Kudungga-Aswawarman-Mulawarman sampe baca biografi Joseph Bros Tito pas belajar Perang Dunia. Sukaaaa banget! Konyolnya sempet kepikiran pengen bikin mesin waktu gara2 gemes pas Teuku Cik Di Tiro diracun Belanda padahal menang perang beberapa kali. Yakali bikin mesin waktu sama kayak ngerakit tamiya. :P Ketika udah di bangku kuliah, saya tetep suka baca2 sesuatu yang berbau sejarah, biografi tokoh misalnya. Bedanya, ketika itu saya baca dari sudut pandang lain. Misal, ketika di bangku sekolah, saya belajar banyak pemberontakan mulai dari PRRI/Permesta, juga DI/TII dari buku text, nah ketika di kampus saya baca salah satu biografi yaitu biografi Syafruddin Prawiranegara , salah satu pimpinan pemberontakan PRRI, yang juga pernah jadi Presiden Pemerintah Darurat Republik Indonesia sewaktu Agresi Militer II. Saya sampe mikir, kok bisa ya? Kenapa sampai memberontak? Dari situ saya mulai mempertanyakan keb...

Smartphone or Smart People?

Sekarang kamu pegang smartphone apa? Blackberry? iPhone? Android phone? Sejauh pengamatan saya, hampir semua temen2 seangkatan pasti dah pegang smartphone masing2. Selain karena kami dah mampu beli (pake uang sendiri,Alhamdulillaaaaah..), juga karena ngebantu banget buat urusan komunikasi. "eh katanya si anu mau nikah sama si itu ya?" "hah masaaa??" "iya,barusan status bbm (ato chatgrup BBM ato tweet ato grupchat YM ato invitation event FB dsb)-nya gitu" Puncak heboh2nya punya smartphone itu ya pas uang rapelan turun. Lucu deh kalo nginget2. Kelompok magang saya mendadak jadi sering main ke Roxy pulang kantor. Voilaaaa. Besoknya tuiter clientnya dah pada ganti aja gitu.. Hahahaha.. Malahan di kelompok magang saya dulu yang berjumlah 17 orang sempet ada persaingan antar gadget : Blackberry vs Android. Konyol dan gak penting emang. Tapi seru. Saya gak beli langsung pas uang rapel turun. Selain karena belum butuh, juga karena mainstream banget ya lan...

Work Hard Play Hard

Tiba2 saya jadi kepingin nulis hal2 absurd tentang kantor saya ini. Username Intra Ada beberapa pegawai yang sudah pensiun di kantor saya semenjak saya datang pertama kali. Awal saya bekerja di sini, saya belum punya username sama password intranet. Kata supervisor bisa pake username pegawai yang sudah pensiun. Begitu berlangsung selama berbulan-bulan. Sebenernya sampe sekarang saya belum punya juga sih. Belum sempat (males) menanyakan ke Umum. Nah, pas kapan itu saya ngobrol dengan beberapa pegawai prodip, ternyata mereka juga jarang make usernamenya sendiri. Lah?? Ada satu username pegawai pensiun yang menjadi semacam rebutan buat log in intra. Jadi barangsiapa di kantor yang bisa log in dengan user itu, kayak dapet semacam kepuasan pribadi gitu deh. Pleeeaaaseee!!! Suatu hari da yang tanya, "Ini yang log in pake user XXXX siapa??" Kebetulan waktu itu saya yang pake. Dan kemudian (kayaknya) derajat kekerenan saya naik beberapa tingkat. -- amit-amit Padahal saya mak...