Langsung ke konten utama

Legacy

Judulnya sepertinya uwow. Dulu, saya kepikiran, sepertinya saya tidak ingin mendapati diri saya menjadi tua, tidak berdaya, pikun dsb. Jadinya, ya saya ingin pergi di usia yang gak tua-tua banget. Mati muda (ya gak muda-muda banget). Astaghfirullah. Astaghfirullah. Astaghfirullah. Apalah yang saya tau tentang umur, ya kan? Prerogatif Allah itu. Namun, beberapa bulan terakhir ini, saya kayak ditampar.
Saya mendadak takut mati.
Duh, cukup gak ya bekal saya.
Duh, orang tua saya gimana? Adek-adek juga?
Duh, saya belum punya yang mau diwariskan.
Duh, saya belum nikah. *eh
Duh, saya takut dilupakan.
Duh, apa kabar amal jariyah.
dan serangkaian insekuritas lainnya.

Jadi, saya sempat merenung sebelum tidur dengan pertanyaan yang sama. Mau saya apa sih? Apa yang sudah saya capai? Apa yang sudah saya tinggalkan? Saya evaluasi lagi tuh visi misi hidup (trust me, ini gak muluk2 banget kok). Intinya saya jadi berpikir halah masih segitu-gitu aja kok udah pede mikirin mati muda.
Saya nulis di postingan ini adalah sebagai pengingat..
...jika nanti saya lalai atau demotivasi
...jika nanti saya skeptis
...jika nanti merasa capek

Uang bisa dicari, tapi waktu dan kesempatan belum tentu. Saya sering mengingatkan diri saya seperti ini,
we are at the age of the brightest and the most challenging of our life
Makanya, jangan sampai rutinitas saya menjadikan saya lupa dan lalai. Golden age-nya dewasa sepertinya sekarang. Ketika masih muda, sehat dan berkesempatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Absurdity as Its Finest

Source : Islamic Thinking (dipost di path saya juga) Akhir-akhir ini saya sedang mellow. You know, when everything seems pretty hard yet you don't have anyone to rely on. *dari kalimatnya aja dah melow2 gini*. Pernah sih pada suatu ketika saya mikir berat juga ya. Meanwhile saya bukanlah tipe yang curhat mengenai masalah-masalah. I will tell the world in most cryptic way yet i need to be understood. So stupid right? *Giiiiiiiirrlll*. Ketika saya mikir kok gini amat ya saya. Trus saya mikir lagi, that is just the way i am, i just need to compromise a little. Gitu aja terus sampe Messi pindah ke Madrid (amit-amit, ketok meja kayu 3x). Tulisan ini saya bikin untuk pengingat saya di masa depan. It’s okay to feel pathetic so this moment needs to be archived for future purpose. Yep, this is one of those moments. When you feel like you are on the lowest point (yet?). Still, no need to be worry. You can't go any lower, right? I perfectly aware that someday in the future i...

Know Yourself Better!

Do you think you know yourself? Inside out? Don't be so sure.. *smirk For a moment I think I have known myself but it keep surprising me nowadays. I merely thought it is the real me?? I'm kolerist-sanguinist  which more dominant in kolerist. And i'm proud being that. Hahaha Please note, don't ever make kolerist one being mad. You will have no idea what you should do to make it up. They might act cool as if nothing happen but deep down inside you know there is something wrong about it and you don't know how to bring up the case without any burden. HAH! or if you still keep insisting by asking,"What's wrong with you? Are you mad? You never acted strange like this before!" esp in high tone, just wait, in no time kolerist will lose their temper in most sarcasm way. They will also explain your blunder step by step technically, logically and cynically.. But they will always forgive you. So, what're you gonna do? :D

Disclaimer #2

Saya suka ketika hari hujan, saya sedang di balik selimut Mendengarkan musik bagus, membaca buku Menyeduh cappuccino instant Atau menonton serial favorit, dorama Ketika hari hujan, saya pun suka bermain2 di luar Berteduh dr satu tempat ke tempat lain Melihat banyak hal dan pulang dengan membawa penat luar biasa Tapi yang paling saya suka dari hujan Adalah karena hujan selalu membuat saya teringat Bagaimana kamu peduli, apakah saya kena flu atau tidak Dulu.